Read more: http://infosinta.blogspot.com/2012/04/cara-unik-agar-potingan-di-blog-tidak.html#ixzz2KmkBhfTz Harian Silampari Online (Jawa Pos Gruop): Ketinggian Air Capai 4 Meter

Sabtu, 16 Februari 2013

Ketinggian Air Capai 4 Meter

Kondisi beberapa Rumah di Muara Lakitan
MUARA LAKITAN- Banjir melanda wilayah Kecamatan Muara Lakitan semakin mengkhawatirkan. Di beberapa titik kedalaman air hingga tadi malam sudah mencapai empat meter. Desa Prabumulih I merupakan wilayah dengan ketinggian air paling parah.

Menurut informasi beberapa warga, air yang merendam kawasan tersebut saat ini hampir menengelamkan seluruh rumah. Bahkan satu unit rumah di Desa Semangus Lama hanyut karena derasnya arus banjir.

Kapolsek Muara Lakitan, AKP Al Busro mengatakan, ketinggian air juga telah merendam beberapa titik jalan lintas provinsi. Diantaranya di Desa Semeteh, Semangus, Muara Rengas, dan Sungai Pinang.

“Mobil yang agak tinggi seperti Strada dan truk masih bisa melewati jalan yang tergenang air. Namun mobil yang lebih rendah seperti sedan, mobil keluarga, dan carry sama sekali tidak dapat lewat,” jelasnya. 

Sementara itu Dinas Sosial Kabupaten Musi Rawas terus mendistribusikan bantuan terhadap korban bencana banjir. Kemarin (15/2) SKPD ini kembali membagikan bantuan berupa 200 dus mie instans dan 120 dus air mineral ke beberapa desa. Seperti Desa Bingin Jungut, Semeteh, Prabumulih I, dan Kelurahan Muara Kelingi.

“Kami berharap para petugas di posko penanggulangan bencana banjir terus melakukan pemantauan dan melaporkan segera perkembangan banjir yang terjadi,” jelas Kepala Dinas Sosial Kabupaten Musi Rawas, Hj Susilawati Burlian.

*Masyarakat Kehilangan Alat Transportasi
Setelah jalan tidak bisa dilalaui karena terendam banjir, kini masyarakat juga kehilangan alat transportasi alternatif karena pemilik perahu menjadikan perahu milik mereka sebagai tempat tinggal.

Ketinggian air mencapai tiga atau empat meter di Dusun I, II, III, dan IV Desa Bingin Jungut Kecamatan Muara Kelingi membuat masyarakat yang tidak memiliki rumah panggung terpaksa memindahkan barang beharga milik mereka dalam perahu tradisional. Tidak hanya itu, kini mereka juga tinggal dan memasak di atas perahu.

“Telah kita himbau kepada masyarakat untuk sementara waktu mengungsi ke rumah tetangga atau keluarga yang lebih tinggi, tetapi warga tetap memilih bertahan di rumah mereka masing-masing. Bahkan mereka rela tidur diperahu atau dalam plafon rumah,” jelas Kepala Desa Dingin Jungut Hamalini saat dikonfirmasi Harian Silampari, Jumat (15/2).

Dari sekitar 420 Kepala Keluarga (KK) rumahnya terendam banjir, hanya 117 KK mau mengungsi. Sisanya masih bertahan diperahu atau di rumah masing-masing. Demi keamanan pihak aparatur desa bersama pemerintah kecamatan terus menghimbau agar masyarakat mau mengungsi terutama anak-anak.

Sebab saat ini sebagian masyarakat telah mulai terjangkit berbagai macam penyakit pasca banjir. Seperti demam dan gatal-gatal.

“Mereka yang terjangkit penyakit telah dirujuk menuju Puskesmas. Namun anak-anak kami harapkan sebisa mungkin diungsikan dari lokasi banjir sebab usia anak-anak sangat rentan terjangkit berbagai macam penyakit pasca banjir,” jelasnya.

*Jumlah Desa Terendam Bertambah

Setelah satu minggu lebih menggenangi pemukiman warga, banjir yang melanda kawasan Kecamatan Muara Kelingi bukannya surut tetapi malah semakin tinggi. Jika sebelumnya hanya ada tiga desa di Kecamatan Muara Kelingi terendam banjir, saat ini bertambah menjadi tujuh desa. Diantaranya Desa Bingin Jungut, Pulau Panggung, Suka Menang, Mambang, Binjai, Lubuk Mudo,dan Kelurahan Muara Kelingi.

Bahkan Desa Pulau Panggung hingga tadi malam masih terisolir dan belum bisa untuk dilalui kendaraan.

“Titik terparah memang menimpa Desa Pulau Panggung, ketinggian air yang membanjiri wilayah tersebut bahkan mencapai dua meter lebih. Saat ini kendaraan roda empat apalagi roda dua sudah tidak lagi bisa mengakses desa tersebut,” jelas Camat Muara Kelingi, Khaidir saat dikonfirmasi Harian Silampari, Jumat (15/2).

Ditambahkannya saat ini warga kesulitan mencari nafkah sebab sudah satu bulan lebih banjir menggenangi wilayah Desa Bignin Jungut dan Pulau Panggung. Sebagian besar masyarakat yang merupakan petani tidak bisa menyadap karet maupun memanen buah kelapa sawit dari lahan perkebunan milik mereka.

Kondisi ini otomatis membuat perekonomian warga lumpuh, untuk bertahan hidup mereka hanya mengandalkan tabungan seadanya dan uluran tangan serta bantuan dari para dermawan maupun pihak pemerintah atau perusahaan.  Untuk mengkoordinir bantuan yang datang Kantor Lurah dan beberapa rumah Ketua Rukun Tetangga (RT) disulap menjadi posko penanggulangan bencana sementara untuk menampung seluruh bantuan yang datang.

Selain merendam pemukiman warga banjir juga menggenangi gedung sekolah dan pasar-pasar. Sehingga Sekolah Dasar Negeri (SDN) Lubuk Mudo terpaksa diliburkan karena ketinggian air mencapai satu setengah meter. Dikhawatirkan genangan air akan membahayakan murid-murid sekolah tersebut.

Sementara itu pasar di Kelurahan Muara Kelingi untuk sementara waktu dipindahkan di depan Kantor Lurah dan Rumah Dinas Camat Muara Kelingi. Sebab ketinggian air yang merendam pasar Kelurahan Muara Kelingi mencapai kedalaman hingga tiga meter lebih. (HS-05)

Share this article now on :

Posting Komentar

:)) ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} :)] ~x( :-t b-( :-L x( :-p =))