Read more: http://infosinta.blogspot.com/2012/04/cara-unik-agar-potingan-di-blog-tidak.html#ixzz2KmkBhfTz Harian Silampari Online (Jawa Pos Gruop): Jalan Lintas Provinsi Nyaris Lumpuh

Jumat, 15 Februari 2013

Jalan Lintas Provinsi Nyaris Lumpuh

MUARA LAKITAN- Meski telah lebih dari satu minggu merendam perkampungan warga, bencana banjir melanda Kecamatan Muara Lakitan tidak menunjukkan tanda-tanda untuk surut. Bahkan Kamis (14/2) luapan air Sungai Musi sekitar Desa Sungai Pinang bertambah tinggi dari sebelumnya. Air mulai menggenangi Jalan Lintas Provinsi dengan ketinggian air mencapai 60 centimeter membuat para penggguna jalan harus ekstra hati-hati mengendarai kendaraan mereka agar tidak terjebak dititik terendah air.

“Kendaraan masih bisa melintasi jalan dengan hati-hati, tetapi kemungkinan besok jalan tidak bisa dilalui kendaraan lagi mengingat air yang semakin tinggi dari waktu ke waktu. Kami menghimbau kepada warga untuk selalu waspada dan berhati-hati menghadapi kemungkinan air yang terus bertambah tinggi,” jelas Kepala Desa (Kades) Sungai Pinang, Firdaus saat dikonfirmasi Harian Silampari melalaui handphone.

Sementara itu ketinggian air didalam kawasan Desa Sungai Pinang juga menunjukkan peningkatan yang sangat signifikan. Akibat hujan yang terus mengguyur wilayah Kabuapten Musi Rawas dan sekitarnya saat ini titik terdalam air yang merendam perkampungan warga mencapai kedalaman dua meter lebih. Masyarakat yang hendak berpergian maupun melaksankana kegiatan sehari-hari terpaksa kembali menggunakan tranportasi air seperti perahu tradisional sederhana.

Yang paling dibutukan warga saat ini adalah bantuan pasokan air bersih, sebab sumur-sumur milik mereka semuanya telah tercampur dan tercemar oleh luapan air Sungai Musi yang telah satu minggu lebih membanjiri pemukiman mereka.
“Jika terus menerus memakai air endapan banjir untuk makan maupun minum kami kahwatir nanti akan terjangkit penyakit, terutama anak-anak,” terang Eko, salah seorang warga saat diwawancara wartawan.

Karena ketiadaan sumber air bersih semenjak banjir merendam tempat tinggal mereka, warga hanya memanfaatkan luapan air sungai yang terlebih dahulu diendapkan dalam tempat penampungan air agar tanah dan lumpur yang terbawa arus berpisah dengan air. Setelah diendapkan dua atau tiga malam barulah air tersebut dipergunakan untuk memasak nasi maupun sumber air minum. Kondisi ini tentu mengkhawatirkan sebab kebersihan dan kesehatan air tersebut belum tentu terjamin meski telah diendapkan dan dimasak terlebih dahulu. (HS-05)
Share this article now on :

Posting Komentar

:)) ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} :)] ~x( :-t b-( :-L x( :-p =))