RAWAS ILIR- Sedikitnya delapan wilayah di Kecamatan Rawas Ilir, Kabupaten Musi Rawas, Provinsi Sumatera Selatan, saat ini dalam kondisi terisolir. Masyarakat tidak bisa masuk maupun keluar dari delapan daerah tersebut untuk menjalankan aktivitas.
Delapan wilayah tadi yakni, Desa Mandi Angin, Beringin Makmur I, Tanjung Raja, Belani, Batu Kucing, Pauh, dan Pauh I serta Kelurahan Bingin Teluk. Putusnya akses dari dan menuju kedelapan daerah tersebut akibat genangan air disebabkan hujan deras mengguyur Kecamatan Rawas Ilir beberapa hari terakhir. Banjir juga merendam sarana jalan utama yang menghubungkan desa dan kelurahan.
“Intensitas hujan sangat luar biasa hampir satu minggu ini membuat air dari Sungai Rawas kembali meluap, tujuh desa dan satu kelurahan ini adalah daerah yang benar-benar tidak dapat diakses karena banjir. Desa-desa yang lain masih banyak yang pemukiman wagaranya juga ikut terendam banjir,” ungkap Camat Rawas Ilir, Raihal kepada Harian Silampari, Rabu (6/2).
Selain merendam pemukiman penduduk, banjir yang melanda juga merusak beberapa akses jalan dikawasan tersebut. Bahkan jalan yang sebelumnya sempat rusah dikarenakan banjir sekitar satu bulan lalu, kembali rusak parah dan tidak bisa dilalui karena tergenang air.
Selian itu pengerjaan perbaikan jalan yang baru satu hari mulai dilaksanakan, terpaksa dihentikan karena tidak memungkinkan dilanjutkan.
Jalan yang rusak parah dan terendam banjir tidak hanya membuat tujuh desa dan satu kelurahan tersebut terisolir. Masyarakat saat ini hanya bertahan dengan persediaan makanan yang mereka punya sebelum air Sungai Rawas meluap naik. Setelah satu minggu bertahan dengan bahan makanan seadanya dan bukan persiapan menghadapi bencana banjir, dikhawatirkan akan habis dengan cepat.
Ditambahkan Raihal, rusaknya jalan juga disebabkan aktifitas mobil perusahaan beroperasi di wilayah Kecamatan Rawas Ilir. Kendaraan-kendaraan angkutan dengan tonase besar ini meiliki intensitas pengangkutan cukup tinggi. Sehingga jalan yang belum selesai diperbaiki secara maksimal kembali rusak karena dipaksa untuk dilewati mobil-mobil angkutan.
“Parahnya subkontraktos yang merupakan warga pribumi sama sekali tidak mau menghiraukan himbauan agar selama masa pengerjaan perbaikan jalan, jangan melintas terlebih dahulu. Tujuannya agar proses perbaikan dapat cepat diselesaikan dengan baik,” tambahnya.
Ketua Pemuda Peduli Rawas Ilir (PPRI), Abdul Azis menerangkan pasca satu minggu banjir melanda kawasan Kecamatan Rawas Ilir, belum ada bantuan dari pihak pemerintah. Masyarakat terancam kehabisan bahan makanan karena hingga saat ini air belum surut dan mereka tidak bisa keluar desa untuk membeli kebutuhan makanan. (HS-05)
Kamis, 07 Februari 2013
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Posting Komentar