MUSI RAWAS- Bupati Musi Rawas, H Ridwan Mukti menegaskan keberadaan kolam air deras bukan penyebab berkurangnya pasokan air bagi para petani. Karena menurut orang nomor satu di Kabupaten Mura ini saat dilakukan uji coba pengairan saluran irigasi setelah selesai diperbaiki semua aspek sudah dianalisa dan diperhitungkan termasuk keberadaan kolam-kolam air deras.
“Keberadaan kolam-kolam air deras ini sama sekali tidak mempengaruhi debit air yang menuju areal persawahan milik para petani, namun keluhan dari masyarakat ini akan kita tampung dan segera dicarikan jalan keluarnya,” jelasnya saat diwawancara Harian Silampari, Rabu (23/1).
Dalam waktu dekat Bupati berjanji akan segera memanggil pihak Badan Wilayah Sungai Sumatera VIII Bagian Pelaksana Kegiatan Irigasi I untuk melakukan rapat guna mengetahui persoalan sebenarnya yang ada dilapangan dan mencarikan jalan keluar terbaik terkait pengaduan dari masyarakat yang mengeluhkan
keringnya air dibeberapa Bendung Kelingi (BK) khususnya yang berada didaerah ujung saluran irigasi.
Ditambahkannya seharusnya setelah proses perbaikan irigasi selesai dilaksanakan maka kualitas dan kuantitas air dalam mengairi lahan persawahan milik para petani harus semakin bagus, bukan malah sebaliknya. Namuan dirinya mengakui bahwa saat ini saluran irigasi masih dalam proses uji coba sehingga masih mencari komposisi yang pas dalam menyalurkan air kepada seluruh petak sawah milik petani.
“ Semua masukan dari masyarakat akan kita tampung, jika memang terbukti pengerjaan perbaikan irigasi ini tidak optimal, maka Pemerintah Kabupaten Mura tidak akan menerima perbaikan irigasi tersebut dan dikatakan berhasil. Penentuan berhasil atau tidaknya perbaikan irigasi ini berdasarkan penilaian masyarakat yang berada dilapangan,” terangnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Pengairan Kabupaten Mura, Nito Mafhilindo menerangkan sejak adanya pemberitaan keringnya saluran irigasi dari BK 14 hingga BK 17 pihaknya telah membuat dua tim untuk melakukan pengecekan. Tim pertama melakukan pengecekan mulai dari BK 14 hingga BK 17 yang mengalami kekeringan, sedangkan tim kedua melakukan pengecekan di Bendung Tanah Periuk (BTP) I di Desa Air Satan.
“ Tim ini sudah dua hari melakukan pengecekan, dan direncanakan pada tanggal 28 Januari nanti kita akan melakukan rapat bersama Badan Wilayah Sungai Sumatera VIII Bagian Pelaksana Kegiatan Irigasi I di Kota Palembang untuk mencarikan jalan keluar penyelesaian masalah kekurangan iar ini,” jelasnya dihadapan Bupati dan para wartawan.
Ditambahkan Nitoberkurangnya debit air mulai dari BK 14 hingga BK 17 juga disebabkan oleh beberapa pintu air yang rusak dan belum dilakukan perbaikan, sehingga pintu-pintu air ini belum dapat difungsikan secara maksimal, selain itu kunci pintu air juga belum diserahkan kepada petugas penjaga pintu air.
Dilain pihak, Kepala Badan Wilayah Sungai Sumatera VIII Bagian Pelaksana Kegiatan Irigasi I, Chairul Huda menegaskan tidak ada saluran irigasi yang rusak maupun bocor sehingga dapat mengakibatkan berkurangnya debit air, jumlah debit air yang dibuka di bendung watervang juga tidak pernah dikurangi yang dapat menyebabkan air tidak sampaii hingga BK paling ujung.
“ Untuk mengetahui penyebab berkurangnya air ini sebenarnya mudah, mari kita lakukan tes seperti saat dilakukan running test pertama dan kedua dimana seluruh akses menuju kolam air deras kita tutup menggunakan karung pasir, sampai tidak air hingga BK paling ujung (BK 17). Bandingkan dengan kondisi sekarang dimana kolam air deras semuanya sudah membuka aliran air yang menuju kolam-kolam mereka,” tegas Chairul.
Dirinya juga menambahkan, belum diserahkannya kunci pintu air kepada petugas pintu air dikarenakan pihak Badan Wilayah Sungai Sumatera VIII Bagian Pelaksana Kegiatan Irigasi I masih akan terlebih dahulu mendata petugas pintu air yang akan bertanggung jawab memegang kunci tersebut, sehingga nantinya pelaksanaan tutup buka pintu air dapat dikoordinir oleh salah seorang petugas.(HS-05)
Jumat, 25 Januari 2013
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Posting Komentar