MUSI RAWAS-Puluhan itik mati secara mendadak di Desa Air Satan Kecamatan Muara Beliti kembali terjadi. Bantuan itik ini berasal dari bantuan Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel).
Ketua Kelompok Wanita Tani (KWT) Mandiri, Ratni Silviyanti melalui Bendahara Warni sebagai salah satu penerima bantuan itik tersebut menjelaskan total bantuan itik yang diterima oleh kelompoknya sebanyak 418 ekor, terdiri dari 380 ekor itik jantan, dan 28 itik betina.
Itik-itik ini kemudian dibagikan secara merata kepada seluruh anggota KWT Mandiri sehingga setiap orang mendapatkan tujuh atau delapan ekor itik.
“Ada beberapa desa baik di Kecamatan Muara Beliti maupun kecamatan lain yang memperoleh bantuan berupa itik ini, tetapi saya tidak tahu secara pasti desa-desa mana saja yang dapat bantuan,” jelasnya saat dikonfirmasi Harian Silampari dikediamannya.
Ditambahkannya saat ini itik-ititk bantuan tersebut rata-rata sudah mati semua, hanya tinggal beberapa ekor lagi saja.
Menurut Warni beralasan kemungkinan itik-itik tersebut mati dikarenakan susahnya mencari makan dan tidak tersedianya air karena bantuan itik tersebut diberikan saat masih musim kemarau dan air dari saluran irigasi belum mengalir, sehingga unggas yang sangat memerlukan air dalam jumlah banyak tersebut tidak mampu beradaptasi terhadap lingkungan barunya.
Awalnya penerima bantuan itik dan masyarakat sekitar sempat cemas kematian ratusan itik secara mendadak ini disebabkan oleh virus flu burung, mereka takut ikut tertular virus mematikan tersebut. Namun kekhawatiran masyarakat ini akhirnya hilang setelah pihak Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Kabupaten Musi Rawas (Mura) melakukn pemeriksaan dan diketahui hasilnya itik-itik tersebut negatif terjangkit flu burung.
Sementara itu Kepala Disnakan Kabupaten Mura, Bambang Hariadi mengakui bahwa itik-itik bantuan dari Dinas Peternakan Provinsi Sumsel tersebut mengalami kematian mendadak beberapa hari belakangan ini bahkan hingga berjumlah ratusan ekor, namun dirinya enggan berkomentar banyak terkait kematian ititk-ititk tersebut, karena menurutnya pihak Dinas Peternakan Provinsi Sumsel lebih berwenang untuk memberikan penjelasan.
“Kita sudah kirimkan sampel itik yang mati kepada Balai Penyidik Penyakit Veteriner (BPPV) Regional 3, di Provinsi Bandar Lampung dan dinyatakan negatif terjangkit virus flu burung maupun flu itik. Pihak dari Kepolisian Daerah (Polda) Sumsel beberapa waktu yang lalu juga sudah melakukan pengecekan kelapangan untuk memastikan kasus kematian itit-itik ini,” jelas Bambang saat dikonfirmasi melalui handphoe.(HS-05)
Jumat, 25 Januari 2013
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Posting Komentar