Registrasi BPOM Ayoku Diduga Palsu

PT Fulgent Star Internasional dikelurahan Rahman Lubuklinggau Selatan I, tanpa papan merk perusahaan

Lapor : YLKI Lubuklinggau laporkan dugaan pemalsuan AYOKU

LUBUKLINGGAU- PT Fulgen Internasional selaku produsen air mineral kemasan merek Ayoku diduga memalsukan nomor registrasi Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia (BPOM RI). Modusnya dengan mencantumkan kode BPOM RI MD249106012099 pada kemasan tutup. Namun pada kenyataannya nomor registrasi tersebut belum masuk dalam database registrasi BPOM RI. Kasus ini terungkap setelah Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Lubuklinggau-Musi Rawas melapor ke Mapolres Lubuklinggau, Senin (28/1). Laporan disampaikan Ketua YLKI Lubuklinggau Hasran Akwa melalui Sekretarisnya Nurussulhi Nawawai sekitar pukul 17.00 WIB.
Selain itu, YLKI juga melaporkan pemalsuan logo Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang tertera pada kemasan Ayoku. Bahkan air minum kemasan diproduksi PT Fulgen Internasional tersebut dinilai tidak layak dipasarkan karena banyak melakukan pelanggaran perundang-undangan.
Dalam laporannya Nun sapaan akrab Nurrusulhi Nawawi kemarin, menyertakan barang bukti satu dus Ayoku beserta faktur pembelian. Kepada sejumlah wartawan Nun menegaskan dalam kasus ini manejemen Ayoku terindikasi melanggar  Undang-Undang (UU) nomor 8 tahun 1999 tentang perlindungan konsumen. Khususnya pada Bab IV mengenai perbuatan dilarang bagi pelaku usaha pasal 1 huruf a menyebutkan tidak memenuhi atau tidak sesuai dengan standar yang dipersyaratkan dan ketentuan peraturan perundang-undangan. Lalu huruf f tidak sesuai dengan janji dinyatakan dalam label, etiket, keterangan dan iklan. Kemudian huruf h tidak mengikuti ketentuan berproduksi secara halal, sebagaimana pernyataan halal dicantumkan pada label.
“Saya sudah kroscek ke pabrik. Yang ada hanya sertifikat Standar Nasional Indonsia (SNI). Sedangkan nomor Registrasi BPOM dan logo MUI belum ada penerbitan,” beber Nun.
Walaupun belum memiliki nomor register BPOM, menurut Nun manejemen PT Fulgen Star Internasional berani mencantumkan kode pada kemasan Ayoku. Pihak PT Fulgen Star Internasional saat didatangi ke pabrik mengakui bahwa belum memiliki nomor register BPOM.
“Pemalsuan nomor register BPOM dan logo MUI sudah termasuk tindak pidana. Karena itu kita melapor ke pihak kepolisian agar ditindak sesuai hukum yang berlaku,” tegas Nun.
 Selanjutnya Nun mendesak manejemen PT Fulgen Star Internasional segera menarik air mineral kemasan Ayoku dari pasaran.
“Kita meminta agar Ayoku ditarik sementara waktu dari pasaran, paling tidak sampai memenuhi persyaratan,” desaknya.
 YLKI juga menyesalkan SKPD bertugas melakukan pengawasan terhadap air mineral di Kota Lubuklinggau tidak jeli. Seharusnya dalam melakukan pengawasan SKPD lebih teliti melihat mana produk belum layak dan layak dipasarkan.
Kapolres Lubuklinggau, AKBP Chaidir melalui Kasat Reskrim AKP Agus A Irawanto saat dikonfirmasi membenarkan adanya laporan tersebut. Dalam waktu dekat Polres Lubuklinggau akan melakukan penyelidikan dengan meminta keterangan saksi.
“Laporan sudah kita terima, tentunya setiap laporan akan diproses sesuai prosedur,” kata Agus. 
Pimpinan PT Fulgen Star Internasional Yuli Antoni alias Aon saat dikonfirmasi engen berkomentar banyak mengenai dugaan pemalsuan nomor register BPOM RI tersebut. “Saya sedang sakit langsung hubungi Jimy saya,” ucapnya saat dihubungi melalui Hp.
Sementara itu Jimy saat mendatangi kantor Harian Silampari mengakui jika produk Ayoku hingga kini belum memiliki sertifikat dari BPOM RI. Termasuk sertifikat halal produk Ayoku hingga kemarin belum juga dikeluarkan MUI.
Saat ditanya lebih rinci mengenai nomor registrasi BPOM yang tertera pada kemasan Ayoku, Jimy enggen memberikan penjelasan. “Kalau itu (registrasi BPOM) saya tidak tahu. Yang jelas kami sudah berusaha mengurus sertifikat dari BPOM tapi sampai sekarang belum keluar,” jelasnya.
Disisi lain Jimy meyakinkan kepada masyarakat bahwa air mineral yang Ayoku sampai saat ini layak dikonsumsi masyarakat. Sebab sampel air kemasan itu telah dilakukan uji kelayakan sebelum dipasarkan. (HS-01/blc)

Tidak Ada yang Salah Dalam Perizinan

       TERPISAH Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Lubuklinggau Surya Darma mengatakan, tidak ada yang salah dengan persoalan perizinan produksi air kemasan Ayoku. Berdasarkan uji Lab kata dia, air minum kemasan Ayoku baik dan sudah memenuhi standar kemasan minuman mineral.
      
Namun ironisnya saat ditanya mengenai registrasi BPOM tertera pada kemasan Ayoku diduga palsu, Surya Darma mengaku tidak mengetahui. Bahkan pejabat ini berusaha melarang menulis pemberitaan mengenai dugaan pemalsuan nomor registrasi BPOM Ayoku tersebut.  

“Jangan ditulis dulu, yang penting sekarang Ayoku sudah diuji Lab. Hasilnyo bagus serta tidak ada permasalahan di masyarakat,” kata Surya Darma saat dikonfirmasi Senin (28/1).
Sementara itu Komisi II DPRD Kota Lubuklinggau dalam waktu dekat berjanji akan memanggil produsen air minum kemasan Ayoku. Dewan memertanyakan peredaran air kemasan produksi lokal tersebut karena diduga belum mengantongi izin resmi atau belum teregistrasi di Balai Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia (BPOM-RI).

"Pada prinsipnya, dewan mendukung apapun jenis usaha dilakukan masyarakat. Apalagi usaha berpotensi menyumbang PAD dan bisa menyerap tenaga lokal. Tetapi jangan sampai usaha dilakukan itu melanggar aturan,” ungkap Ketua Komisi II DPRD Lubuklinggau Hendi Budiono, Senin (28/1).

Hendi mencontohkan kasus air kemasan Ayoku. Sampai saat ini produsen air minum tersebut belum mendapat nomor registrasi BPOM, tapi sudah melakukan pemasaran.

"Dewan sesegera mungkin akan memanggil produsen Ayoku untuk meminta keterangan terkait beredarnya produk tersebut," janjinya. (HS-Tim)