Read more: http://infosinta.blogspot.com/2012/04/cara-unik-agar-potingan-di-blog-tidak.html#ixzz2KmkBhfTz Harian Silampari Online (Jawa Pos Gruop): Ratusan Hektar Sawah Terancam Gagal Tanam

Rabu, 23 Januari 2013

Ratusan Hektar Sawah Terancam Gagal Tanam

MUSI RAWAS- Ratusan hektar areal persawahan di Kecamatan Purwodadi dan Sumber Harta terancam gagal tanam, hal ini disebabkan oleh tidak adanya pasokan air dari saluran irigasi di dua wilayah kecamatan tersebut sejak lebih dari dua bulan belakangan.
Setelah sebelumnya sempat dibingungkan dengan langkanya benih padi dan pupuk, kini para petani harus dihadapkan pada persoalan baru, air yang menjadi hal yang sangat fital bagi areal persawahan kini sangat sulit didapat. Saluran irigasi yang selama tujuh bulan lebih dikeringkan karena alasan direhabilitasi, setelah sekitar satu minggu air mengalir deras kini kembali menghilang.

Bahkan untuk mendapatkan air petani harus mengeluarkan biaya operasional ekstra untuk membeli mesin penyedot air dan bensin sebagai bahan bakarnya. “ Harga mesinnya Rp 2 juta, kalau untuk bensin bisa sampai empat liter dalam satu hari. kalau tidak begini sawah tidak akan ada air, otomatis benih yang sudah ditanam akan mati semua,” ujar Gimin, salah seorang petani yang berhasil diwawancara Harian Silampari.

Air yang disedot dari saluran irigasi tidak bisa diambil sepanjang waktu, tetapi para petani membuat bendungan kecil ditengah irigasi untuk mengumpulkan air yang merembes, jika bendungan kecil tadi sudah penuh airnya baru dilakukan penyedotan dan dialirkan menuju petak-petak sawah. setiap 15 menit mesin penyedot harus dimatikan menunggu air didalam bendungan buatan tadi terisi kembali.

Menurutnya sudah beberapa kali petani mengadukan permasalahan keringnya air di Bendung Kelingi (BK) 14 hingga BK 17 kepada pihak pemerintah, namun hingga saat ini sama sekali belum ada realisasi penyelesaian masalah yang diambil oleh pihak Pemerintah Kabupaten Mura. Ini dibuktikan dengan masih keringnya saluran irigasi tersebut hingga hari ini, “ Rasanya sudah bosan mas menghadap kepada pemerintah, tetapi pengaduan rakyat kecil dan lemah seperti kami ini tidak pernah ditanggapi,” keluhnya.

Para petani didua kecamatan tersebut pemerintah dapat membuka mata akan penderitaan yang dialami oleh para petani, jangan smapai gembar-gembor slogan mensejahterakan masyarakat hanya tumbuh besar dan berkembang dimedia saja, tetapi sama sekali tidak ada bukti nyata dilapangan. “ Dulu benih padi susah didapat, disusul kemudian pupuk juga langka dan mahal, sekarang bahkan air saja tidak ada. Jadi mau kerja pakai apa petani seperti kami ini,” tegas Agus, petani lainnya.

Menurut mereka pangkal permasalahan hilangnya air dari BK 14 hingga BK 17 adalah banyaknya kolam air deras yang dibuka sepanjang saluran irigasi, para petani ini berharap pemerintah berani turun kelapangan dan melakukan pengecekan langsung terhadap keberadaan kolam-kolam tersebut. Sebab disinyalir tidak sedikit kolam yang beroperasi tanpa izin, selain itu banyak juga aliran air yang masuk kedalam kolam dibuat asal-asalan, sehingga air yang masuk tidak lagi keluar menuju saluran irigasi tempat awal air itu masuk. hal ini tentu saja mengakibatkan air yang mengalir semakin lama semakin habis dan tidak sampai di ujung saluran irigasi.
Berdasarkan pantauan Harian Silampari beberapa waktu yang lalu, ratusan hektar dan petak sawah dari Kecamatan Sumber Harta hingga Kecamatan Purwodadi terutama yang berada disepanjang aliran irigasi dari BK 14 hingga BK 17 tampah mongering, bahkan benih-benih padi yang belum sampai dua bulan ditanam tampak menguning dan sebagian telah mati.(HS-05)

Share this article now on :

Posting Komentar

:)) ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} :)] ~x( :-t b-( :-L x( :-p =))