*Korban Politik Pemilukada
* Dewan Segera Panggil Kadisdik
LUBUKLINGGAU-
Walikota Lubuklinggau H Riduan Efendi diwakili Sekda Kota Lubuklinggau H
Parigan Syahrin, Jumat (19/1) melantik 42 Kepala Sekolah (Kasek).
Rinciannya satu Kepala SMK, lima Kepala SMP dan 36 Kepala SD. Selain itu
Pemerintah Kota Lubuklinggau juga melakukan mutasi terhadap tiga
pegawas sekolah, yakni Rumpun IPS Dikmenti, Bidang Studi Bahasa
Indonesia dan Pengawas Rumpun IPA Dikementi.
Pelantikan dilakukan
di Aula SMA Negeri 1 Kota Lubuklinggau, Kelurahahn Lubuk Aman, Kecamatan
Lubuklinggau Barat I, Jumat (18/1). Pasca dari mutasi atau rolling
sejumlah kepala sekolah dan bebepa pejabat Dinas Pendidikan ini mendapat
berbagai anggapan dari sejumlah elemen masyarakat.
Mutasi ini
tentunya menjadi pertanyaan tersendiri dari element masyarakat di kota
berslogan Sebiduk Semare. Banyak beranggapan dengan adanya mutasi ini
akan mengganggu konsentrasi pelaksanaan Ujian Nasional (UN) 2013, ada
juga menyatakan intrik politik, dan ada yang tidak merima dan menyangkan
mutasi tersebut.
“Mutasi atau rolling jabatan dalam struktural
organiasi itu hal biasa. Mau tidak mau kita harus menerima bagi yang
tidak mau menerima atau tidak konsentrasi menjalankan tugas berarti
tidak legowo,” tegas Kepala Dinas Pendidikan Kota Lubuklinggau, Agusni
Efendi saat dibicangi Harian Silampari.
Dikatakanya
mutasi atau rolling jabatan tersebut bukan tidak beralasan. Setiap
kinerja kepala sekolah selalu dinilai pengawas dan kepala bidang masing
–masing jenjang. Jadi atas dasar penilain itulah mutasi atau rolling
dilakukan.
Selanjutnya Agusni menyampaikan adanya mutasi atau
rolling kepala sekolah tidak akan menganggu jalanya UN 2013 pada April
mendatang.
“Bagaimana mau menganggu konsentrasi sampai sekarang
saja kita belum menerima petunjuk UN 2013. lagian juga mutasi atau
rolling ini sangat pas karena diawal tahun,” sambung Agusni.
Lebih
lanjut dia mengungkapkan, kepala SD yang dimutasi disebabkan beberapa
fakor. Seperti pensiun, dan dalam keadaan sakit tidak bisa menjalankan
tugas dan tanggung jawab sebagai pimpinan sekolah.
Kepala Bidang
Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Kota Lubuklinggau, Ramli menambahkan,
mutasi kepala SD dilakukan untuk penyegaran di sekolah.
“Kepala
sekolah butuh penyegaran, agar kondisi sekolah segar jadi ada pergantian
kepala sekolah. Ada juga yang memang sudah habis masa jabatan dan
memasuki pensiun,” kata Ramli.(HS-01)
Korban Politik Pemilukada
PENOLAKAN mutasi
kepala sekolah pada awalnya datang dari kalangan guru honorer di kota
Lubuklinggau. Ketua Forum Perjuangan guru Honorer (FPGH) Lendri Alpikar
pernah mengatakan bahwa mutasi yang dilakukan pemkot Lubuklinggau dimasa
transisi jabatan sangat tidak etis. Bahkan Walikota dianggap tidak
bijaksana dalam mengambil kebijakan.
Setelah FPGH menegaskan tidak
menerima adanya mutasi, kini penolakan serupa datang dari Persatuan
Guru Republik Indonesia (PGRI) Kota Lubuklinggau. Mereka menuding adanya
mutasi atau rolling tersebut dampak dari Pemilihan Umum Kepala Daerah
beberapa waktu lalu. Demikan dikataka Ketua PGRI Lubuklinggau, Imron
Willy Iskandar melalui Sekretaris PGRI Lubuklinggau, Erwin Sutanto
kepada Harian Silampari.
Selian itu Erwin menyatakan mutasi
dilakukan Pemkot Lubuklinggau sangat tidak tepat. Karena dilakukan
sebelum pelaksanaan UN 2013. Erwin menegaskan dengan adanya mutasi
pasti akan menganggu konsentrasi kepala sekolah dalam menghadapi UN 2013
pada April mendatang.
Selain itu, dengan pergantian kepala
sekolah tentunya pemimpin sekolah yang baru harus kembali melakukan
pendekatan. Baik kepada guru atau siswa.
“Siswa yang akan menjadi korban dari kebijakan ini terutama kelas XII karena akan menghadapi UN 2013,”ungkap Erwin.
Seharusnya
kata dia pejabat pengambil kebijakan mempertimbangkan dampak-dampak
buruk yang akan timbul dengan adanya kebijakan mutasi kepala sekolah.
Apalagi mendekati pelaksanaan UN. (HS-01)
Dewan Segera Panggil Kadisdik
DEWAN Perwakilan
Rakyat Daerah (DPRD) Kota Lubuklinggau belum lama ini telah memberikan
lampu merah kepada Dinas Pendidikan Kota Lubuklinggau agar tidak
melakukan mutasi ataupun rolling kepala sekolah.
Himbauan
tersebut disampaikan Ketua DPRD Kota Lubuklinggau, Hasbi Asadiki kepada
sejumlah wartawan Kamis (10/1) usai pelantikan Sekda Kota Lubuklinggau.
Namun lampu merah diberikan nampaknya tidak dihiraukan para pengambil
kebijakan di Kota Lubuklinggau. Buktinya satu minggu pasca himbauan
wakil rakyat ini , terjadi mutasi/rolling terhadap 42 kepala sekolah.
Ketua
Komisi I DPRD Kota Lubuklinggau membidangi pemerintahan, Taufik
Siswanto mengatakan, kebijakan mutasi dilakukan eksekutif tidak
berkoordinasi terlebih dahulu kepada pihak legislatif.
“Tidak ada
koordinasi dari pemkot mengenai mutasi, kita akan meminta klarifikasi
atas kebijakan tersebut,” tegas Taufik Siswanto.
Untuk itu, Selasa
(22/1) DPRD Kota Lubuklinggau akan memanggil Kedpala Dinas Pendidikan
(Disdik) untuk meminta penjelasan terkait dengan mutasi kepala sekolah,
pembayaran sertifikasi guru, dan mengenai kekurangan guru SD.
“Kita
sudah mengagendakan untuk memanggil Disdik Selasa (22/1). Awalnya hanya
terkait dua permasalahan yakni sertifikasi dan kekurangan guru SD ,
tapi nanti akan bertambah satu poin permasalahan yang juga akn kita
bahas,” kata Taufik.(HS-01)
Senin, 21 Januari 2013
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Posting Komentar