LUBUKLINGGAU- Serapan pupuk subsidi di Lubuklinggau pada 2012 lalu tergolong begitu rendah, tercatat hanya sekitar 40 persen petani yang menggunakan pupuk subsidi tersebut dari total alokasi selama satu tahun sebanyak 9.811 ton pupuk subsidi, sehingga menyebabkan jatah di 2013 dikurangi hingga 30 persen dari sebelumnya.
Hal itu dikatakan langsung oleh Kepala Pemasaran Pusri Lubuklinggau Nakutama Lusepa, menurutnya rendahnya serapan pupuk urea di 2012 lalu disebabkan musim tanam yang tak sebaik tahun sebelumnya, sehingga permintaan pupuk oleh kelompok tani kepada pihak Pusri berkurang drastis.
Unsur kandungan organik pada tanah di kota berselogan “sebiduk semare” diperkirakan masih sangat baik. Sehingga berdampak pada serapan pupuk yang dibutuhkan petani.
“Penggunaan pupuk kandang juga bisa menjadi faktor rendahnya serapan pupuk urea subsidi. Rendahnya serapan inilah yang membuat jatah pupuk subsidi untuk Lubuklinggau dikurangi,” akunya.
Lebih lanjut Nakutama mengatakan, meskipun mengalami pengurangan alokasi, jika pemerintah Lubuklinggau mengajukan permohonan tambahan kuota, pihak Pusri akan memberikan kelonggaran terhadap permohonan penambahan tersebut.
“Disesuaikan dengan kebutuhan para petani,” ucapnya.
Harga pupuk bersubsidi saat ini tidak mengalami perubahan. Yakni, tetap Rp1.800 per kilogram, sesuai dengan ketentuan dari pemerintah. Sementara, untuk pendistribusian diserahkan kepada pihak distributor untuk menyalurkan pupuk bersubsidi kepada para kelompok tani. (HS-06).
Jumat, 25 Januari 2013
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Posting Komentar