LUBUKLINGGAU- Maraknya isu flu burung yang menjangkit unggas diwilayah Musi Rawas maupun Lubuklinggau yang beredar belum lama ini, tak membuat tingkat kosumensi ayam alami penurunan. Hingga saat ini, tingkat jual beli ayam tak alami perubahan sama sekali.
Joni salah seorang penjual ayam potong di Pasar Inpres Lubuklinggau mengatakan, konsumen yang datang untuk membeli ayam potong dagangannya, tidak mempermasalahkan kondisi ayam yang ia jual terkait isu flu burung yang menjangkit unggas, jenis ayam maupun bebek tersebut.
“Pembeli tidak banyak bertanya terkait kondisi ayam yang dijual dipasaran, apakah terjangkin flu burung atau tidak. Saya pun tak memepermasalahkan itu, sebab ayam yang saya jual memang dalam keadaan sehat
ketika sebelum dipotong,” katanya kepada Harian Silampari, Rabu (23/1).
Hal yang sama juga diungkapkan Temu penjual ayam negri, menurutnya, hingga saat ini kondisi ayam yang dijualnya dalam keadaan baik-baik saja. Tidak menunjukan tanda-tanda sakit sehingga menurutnya kabar flu burung yang telah menyebar di beberapa wilayah belum sampai di kota berselogan “sebiduk semare” ini.
“Penjualan ayam tidak mengalami penurunan sama sekali, meski isu flu burung sempat beredar di kalangan masyarakat. Buktinya, dalam sehari saya bisa menjual ayam 10 hingga 20 ekor ayam walaupun harga ayam saat in sedang mengalami kenaikan harga dari harga sebelumnya RP 35 ribu per ekor menjadi Rp 36 ribu sampai Rp 40 ribu perekornya,” akunya.
Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Kota Lubuklinggau Trisman NZ mengharapkan kepada masyarakat. apalagi para peternak unggas ataupun masyarakat pemelihara ayam ataupun itik dirumah supaya waspada terkait dengan isu virus flu burung tersebut. Apalagi saat ini virus teresbut bukan lagi dinamai H5NI melainkan virus flu burung 2.3.2 yang menyerang ungguas jenis bebek yang memiliki daya tahan tubuh lebih baik dibanding ayam.
“Kami berharap masyarkat lebih waspada terhadap penyakit yang menyerang unggas ini, apalagi saat ini virus tersebut telah bermutasi,” terangnya kepada Harian Silampari.
Sampai saat ini pihak Disnakkan Lubuklinggau belum menemukan kasus penyebaran virus flu burung tersebut, namun untuk mengantisipasi pihaknya, dikatakan Trisman, pihaknya melakukan antisipasi dengan cara melakukan pantauan lapangan serta penyemprotan kadang ternak milik warga. (HS-06)
Jumat, 25 Januari 2013
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Posting Komentar