Kesiapan guru dengan banyak perubahan pada kurikulum 2013 pun saat ini masih diragukan. Pasalnya tidak sedikit perubahan terjadi pada kurikulum baru tersebut. Sementara SDM belum dipersiapkan sama sekali untuk menerapkan perubahan besar dunia pendidikan tersebut
Penegasan ini disampaikan ketua PGII Lubuklinggau, A Jamalduin kepada Harian Silampari, Senin (14/1)
A Jamaludin juga menilai pemerintah dalam hal ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), terlalu teburu-buru dalam melakukan perubahan kurikulum yang rencananya bakal diterapkan mulai tahun ajaran baru 2013/2014 pada Juli mendatang.
Menurutnya untuk merubah sebuah kurikulum bukanlah perkara muda dan memerlukan waktu yang tidak singkat. Jika Kemendikbud terus memaksanakan perubahan kuriukulum, nantinya yang akan menjadi korban adalah peserta didik.
“ Peserta didik akan jadi korban sebagai kelinci percobaan pemerintah. Kalau terus seperti ini kapan pendidikan akan maju,” ujar Jamal sapaan A Jamaludin
Diakuinya draf kurikulum 2013 memang sudah dilakukan uji publik.Namun pengujian itu tidak seluruh guru dapat terlibat.
Menurut dia, dalam mengubah kurikulum, Kemdikbud telah mengabaikan sejumlah proses diantaranya riset dan anilis serta evaluasi terhadap kurikulum sebelumnya yakni Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
Diungkapkanya perubahan kurikulum yang dilakukan Kemendikbud tidak dapat menjamin pendidikan akan menjadi lebih baik. Melainkan akan menghabiskan dana anggaran untuk proyek-proyek baru.
"Lebih baik anggaran digunakan saja dulu untuk perbaikan guru agar kualitas guru menjadi lebih baik. Jika guru berkualitas maka dengan sendirinya pendidikan akan berkualitas juga,” tegasnya (HS-01)
Posting Komentar