MUSI RAWAS- Berkembangnya isu flu burung dikabarkan telah menyerang beberapa kabupaten dan kota tetangga sekitar wilayah Kabupaten Musi Rawas (Mura) tidak membuat pasar ayam konsumsi sepi dari pembeli. Bahkan sebagian besar masyarakat terkesan cuek menanggapi isu virus flu burung tersebut.
Sutini (45), salah seorang ibu rumah tangga (IRT) kepada Harian Silampari menyatakan belum merasa khawatir untuk mengkonsumsi daging ayam maupun unggas lainnya. Meski banyak kabar menyebutkan bahwa virus flu burung mulai ditemukan dibeberapa daerah tetangga.
Ibu tiga orang anak ini beranggapan hingga saat ini belum ada korban darii virus flu burung dan pemerintah juga belum mengeluarkan pengumuman resmi untuk mewaspadai berjangkitnya virus flu burung diwilayah Kabupaten Mura.
“Memang sempat dengar kalau virus flu burung mulai menyebar lagi di daerah lain, tetapi disini (Kabupaten Mura) katanya belum ada temuan kasus flu burung, jadi kita masih tenang-tenang saja makan ayam,” jelasnya.
Sementara itu Wagimin (50) salah seorang pengusaha warung makan pecel lele disekitar Kecamatan Tugumulyo mengatakan meskipun santer terdengar ancaman virus flu burung. Namun hingga kini belum ada penurunan konsumen warung pecel lele miliknya, pengunjung masih ramai seperti biasa mengunjungi warung yang selain menjajakan lele ini juga menjual beberapa jenis hidangan berbahan dasar unggas seperti ayam, bebek, burung dara, dan burung puyuh ini.
“Belum ada pengaruhnya sama penjualan sehari-hari mas, meskipun isu virus flu burung menyebar tetapi masih banyak kok pembeli yang memesan ayam, bebek, maupun burung,” terangnya disela-sela melayani para pembeli.
Hal senada diungkapkan oleh Daud (40), pedagang ayam ini mengaku isu penyebaran virus flu burung sama sekali tidak mempengaruhi penjualan ayam-ayam miliknya. Dalam satu hari dirinya masih mampu menjual ayam 80 hingga 100 ekor.
“Untuk ayam potong harganya Rp 29.000 per ekor, sementara untuk ayam pramuka Rp 28 ribu setiap ekornya. Penjualan masih seperti hari-hari biasa, belum ada penurunan terkait adanya isu flu burung,” jelasnya.
Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Kabupaten Mura, Bambang Hariadi melalui Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Ikan, Drh Marzuki mengharapkan masyarakat. Terutama peternak unggas maupun yang memiliki peliharaan hewan unggas dirumah agar dapat terus waspada terkait adanya isu virus flu burung yang telah menyebar dibeberapa daerah tetangga.
Apalagi saat ini telah tersebar pula virus flu burung varian terbaru.
“Kami berharap masyarkat dapat segera melaporkan kepada Disnakkan Kabupaten Mura jika mendapati hewan unggas mereka yang mati mendadak, terutama dalam jumlah besar dan serentak. Kita akan segera lakukan pemerinksaan apakan hewan yang mati tersebut terjangkit virus flu burung atau tidak,” jelasnya.
Sebab menurutnya penting mengetahui secara dini penyebab kematian hewan-hewan unggas tersebut, agar jika memang kematian unggas tersebut memang disebabkan oleh virus flu burung maka penyebaran dan penularannya kepada unggas lain maupun kepada manusia dapat segera dicegah.
Meskipun hingga saat ini pihaknya belum menemukan kasus penyebaran virus flu burung, namun Marzuki menegaskan pihak Disnakkan Kabupaten Mura terus melakukan antisipasi penyebaran virus flu burung diwilayah Kabupaten Mura. Langkah yang diambil diantaranya adalah melakukan sosialisasi kepada masyarakat, peternak, maupun penjual hewan unggas tentang tanda-tanda unggas yang terserang virus flu burung dan bahayanya jika virus tersebut mengkontaminasi manusia.
Selain itu Disnakkan Kabupaten Mura juga menyiapkan disinfektan yang akan dibagikan kepada pemilik hewan unggas yang memerlukan. “Kita juga memiliki petugas yang siap turun kelapangan untuk memeriksa jika ada laporan kematian unggas secara mendadak, dan menyemprotkan kandang-kandang menggunakan disinfektan,” tegasnya.(HS-05)
Senin, 21 Januari 2013
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Posting Komentar