MUSI RAWAS- Tidak adanya air yang mengalir di saluran irigasi dari Bendung Kelingi (BK) 14 hingga BK 14 memaksa petani mengeluarkan dana operasional yang lebih besar agar padi yang telah mereka tanam dilawan persawahan tetap bertahan hidup.
Hal ini dikarenakan para petani saat ini setidaknya harus memiliki satu unit mesin penyedot air untuk memompa sedikit air yang ada disaluran irigasi agar dapat dialirkan menuju lahan persawahan mereka, padahal harga mesin penyedor air ini tidaklah murah, satu unitnya mencapai Rp 2 juta. Belum lagi biaya untuk mengoperasikan mesin ini seperti bensin, oli, dan perawtan jika terjadi kerusakan.
“ Kebanyakan petani saat ini sudah kesusahan untuk mencari modal mengolah sawah milik mereka, semakin
hari pengeluaran semakin banyak. Namun mau bagaimana lagi, kalau tidak diusahakan pasti gagal tanam dan petani tidak akan mendapatkan apa-apa, padahal yang kami bisa hanya menggarap sawah saja,” jelas Marwoto (42), salah seorang petani yang berhasil diwawancara Harian Silampari.
Kondisi sulit yang sejak dua bulan terakhir melanda para petani jika tidak segera dicarikan jalan keluarnya pasti akan mengakibatkan banyak petani yang bangkrut dan gulung tikar, padahal harapan petani setelah adanya perbaikan saluran irigasi air dapat mengalir dengan baik dan lancara, namun harapan tersebut tinggal harapan sebab hingga saat ini saluran irigasi mulai dari BK 14 hingga Bk 17 tetap kering tidak ada air.
Meskipun saat ini musim penghujan dan hujan sering turun, namun tanaman padi memerlukan pasokan air yang jauh lebih banyak dan tidak bisa hanya mengandalkan air dari tadahan air hujan, apalagi untuk benih-benih padi yang baru saja ditanam. Jika kekurangan air maka pertumbuhan padi akan terganggu dan hasil saat panen pun akan jauh berkurang.
Sementara itu Kepala Badan Wilayah Sungai Sumatera VIII Bagian Pelaksana Kegiatan Irigasi I, Chairul Huda menyatakan hendaknya dinas yang menangani permasalahan pertanian dapat memberikan perhatian ekstra kepada para petani agar mendapatkan pasokan air yang cukup terutama pada awal-awal musim tanam dimana padi memerlukan pasokan air yang memadai, instansi pemerintahan diharapkan mampu memberikan pengertian kepada pemilik kolam air deras agar tidak memonopoli air disaluran irigasi hanya untuk kepentingan kolam mereka saja.
“ Padi ini kan memerlukan air yang banyak hanya pada saat awal tanam saja, setelah tumbuh agak besar air sedikit juga tidak apa-apa. Jadi kita minta perngertian kepada semua pihak untum mendahulukan kepentingan petani dalam mengairi sawah milik mereka pada awal-awal masa tanam,” jelasnya. (HS-05)
Senin, 28 Januari 2013
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Posting Komentar