Jumat, 23 November 2012
Pabrik Lonsum Dikuasai Masyarakat
MUSI RAWAS- Ratusan warga Kamis (22/11) menduduki Pabrik Belani Elok Palm Oil milik PT London Sumatera (PT Lonsum) di Desa Beringin Makmur II, Kecamatan Rawas Ilir Kabupaten Musi Rawas. Aksi dilakukan masa gabungan sopir, petani, dan pengurus 14 Koperasi Unit Desa (KUD) di Kecamatan Nibung dan Rawas Ilir itu dipicu kebijakan PT Lonsum secara sepihak membatasi kuota pembelian kelapa sawit dari lahan plasma milik warga. Perusahaan perkebunan kelapa sawit tersebut hanya mau membeli maksimal empat ton setiap masa panen dalam satu paket.
Atau dua hektar lahan plasma milik warga. Sedangkan menurut petani dalam satu bulan mereka bisa melakukan dua kali panen.
Kebijakan tersebut membuat ratusan mobil pengangkut buah kelapa sawit dari lahan plasma yang ingin menjual buah sawit kepada PT Lonsum harus antre hingga tiga hari tiga malam. Namun hal tersebut tidak berlaku bagi mobil pengangkut hasil panen buah kelapa sawit dari kebun inti PT Lonsum. Truk-truk bermuatan buah kelapa sawit dari kebun inti dapat langsung masuk dan menurunkan muatan mereka dalam pabrik.
Merasa tidak terima dengan tindakan pihak PT Lonsum, para petani melakukan mogok menjual buah sawit hasil panenannya. Sedangkan ratusan mobil Diesel yang mereka miliki mengepung lokasi pabrik. Petani juga membongkar buah kelapa sawit yang mereka angkut digerbang pabrik PT Lonsum karena menilai perusahaan tidak lagi mau menjalin hubungan baik dengan masyarakat sekitar.
“Kami minta kepada pihak PT Lonsum jangan menganak tirikan petani lahan plasma dan lebih mementingkan hasil panen kebun inti. Seharunya PT Lonsum dapat berlaku adil terhadap petani plasma dan tidak membatasi kuota jual buah kelapa sawit milik kami petani plasma. Kebun karet kami telah habis ditanami kelapa sawit, saat panen malah buah sawit kami tidak dibeli, mau dapat uang untuk makan dari manalagi para petani," kata Ketua KUD Tunas Muda, Dadang saat dikonfirmasi Harian Silampari.
Sementara itu, Ketua KUD Kelumpang, Abadi Aidil Azhari menerangkan pembatasan kuota pembelian kelapa sawit hasil panen kebun plasma oleh PT Lonsum sudah terjadi selama tiga bulan terakhir. Dengan adanya pembatasan itu ribuan orang petani plasma merasa resah dan teraniaya atas sikap menegemen PT Lonsum.
Dengan adanya antrean panjang sangat meresahkan masyarakat. Hal ini dikarenakan proses antre saat menjual buah kelapa sawit membuat roda ekonomi warga juga tersendat.
Para petani mengancam tetap akan menduduki pabrik hingga tuntutan mereka dipenuhi PT Lonsum. Bahkan jika dalam beberapa hari kedepan tuntutan warga tidak diindahkan bukan tidak mungkin masa menjadi emosi dan mengancam melakukan tindakan anarkis.
Menager Lahan Plasma PT Lonsum, Sukri Yusuf mengaku terpaksa mengambil kebijakan tersebut karena selama ini banyak buah kelapa sawit teridikasi tidak berasal dari lahan plasma di wilayah Kecamatan Nibung dan Rawas Ilir. Hal ini membuat kualitas minyak yang dihasilkan jauh dari standar yang ada karena terlalu asam.
"Bagaimana kami mau membeli kelapa sawit dari lahan plasma milik petani karena banyak buah sawit yang masuk bukan berasal dari lahan plasma milik PT Lonsum melainkan berasal dari daerah lain seperti Jambi,Bengkulu dan Muba," jelasnya.(HS-05)
Label:
Halaman Utama
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Posting Komentar