LUBUKLINGGAU- Seluruh sekolah yang menyandang status Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) akan kesulitan menjadi Sekolah Bertaraf Internasional (SBI). Bahkan mereka akan terus menjadi sekolag RSBI jika tidak berupaya melengkapi persyaratan. Penegasan ini disampaikan Wakil Ketua DPRD Kota Lubuklinggau, Merismon kepada Harian Silampari, Selasa (2/10).
Diungkapkan Merismon, hingga saat ini sekolah RSBI masih mempunyai berbagai macam kendala untuk menjadi SBI. Diantaranya, staf pengajar yang mendukung kompetensi RSBI sangat minim, fasilitas sekolah belum mencukupi standar RSBI, sarana dan prasana pendukung belajar belum terpenuhi sesuai standar SBI.
Selain itu, kemampuan siswa untuk mengikuti kurikulum RSBI masih terdapat kendala. Seperti penyampaian materi pelajaran dengan bahasa asing.
”Masih sangat sulit sekolah RSBI menuju SBI, kendala yang muncul masih sangat prinsip dan untuk menuju SBI sekolah tersebut harus memenuhi standar yang telah ditetapkan,” kata Merismon.
Disamping itu, siswa/i yang masuk sekolah RSBI harus dipilah. Sebab tidak semua orang mampu mengikuti dan mempraktekan kurikulum RSBI. Walaupun fasilitas lengkap, sarana dan prasarana serta tenaga pengajar memenuhi standar percuma juga siswa/i yang ada tidak mampu mengikuti kurikulum RSBI.
Menurtunya, masih banyak hal yang harus dipersiapkan sekolah RSBI untuk menuju SBI. Seperti memenuhi standar fasilitas, saran prasana, staf pengajar, serta peserta didik yang mampu dengan kurikulum SBI. Jika salah satu tidak terpenuhi maka akan sulit mencapai sekolah SBI.
Selanjutnya politisi PKS itu memprediksi untuk saat ini sekolah RSBI yang ada di Kota Lubuklinggau tidak akan bisa menjadi SBI tanpa ada upaya serius dilakukan untuk melengkapi syarat kurikulum SBI.
“Kalau seperti ini terus , yang ada hanya RSBI dan RSBI tidak akan ada SBI,” ujar Merismon.
Merismon berharap, seluruh RSBI yang sudah ada saat ini untuk memperbaiki kurikulum, melengkapi fasilitas, sarana prasarana , tenaga pengajar yang sesuai standar RSBI serta merekrut peserta didik yang mampu mengikuti kurikulum RSBI. Dengan demikian cita-cita menuju SBI bisa terpenuhi , sehingga mutu pendidikan baik itu kuantitatif maupun kualitatif akan ada peningkatan.
“Pemerintah harus memperhatikan kualittatif dari peserta didik, sebab tanpa kualitas yang baik maka akan percuma saja kuantatif peserta didik yang ada,” terangnya.
Lebih lanjut dia menyampaikan anggaran pemerintah untuk pendidikan saat ini sduah melampaui batas. Yakni sudah lebih dari 20 persen, jadi dengan anggaran tersebut mampu menghasilkan peserta didik yang burkualitas. Tentunya dengan adanya peningkatan mutu pendidikan terlebih dahulu.
Kedepanya jangan ada lagi yang tida mengikuti pendidikan wajib sembilan tahun serta kedepanya juga yang akan menjadi fokus pemerintah yakni mengedepankan kualitas pendidikan.
Merismon meminta agar pemerintah memberikan perhatian kepada pendidikan. Seperti memberikan pelatihan untuk meningkatkan kompetensi tenaga pengajar walupun saat ini tenaga pengajar sudah memiliki sertifikasi namun kualitatif pendidikan saat ini masih dipertanyakan. (HS-01)
Rabu, 03 Oktober 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Posting Komentar