Rabu, 02 Januari 2013
KAT Kesulitan Biaya Sekolah
MUSI RAWAS- Rendahnya kualitas ekonomi masyarakat suku Komunitas Adat Tertinggal (KAT) membuat anak-anak mereka tidak bisa menikmati pendidikan dibangku sekolah. Ini membuat semakin banyak anak-anak tersebut yang tidak bisa membaca dan menulis.
Selain permasalahan ketiadaan biaya, banyak juga naka-anak KAT yang putus sekolah karena harus membantu orang tua mereka mencari nafkah dengan masuk kedalam hutan. Keadaan miris ini salah satunya menimpa anak-anak KAT usia sekolah di Desa Sungai Jernih Kecamatan Muara Rupit, Kabupaten Musi Rawas (Mura).
Bebek (59), salah satu orang tua anak suku KAT yang tidak bisa besekolah mengaku tidak dapat berbuat banyak untuk menyekolahkan anaknya. Karena pekerjaannya sehari-hari sebagai pencari getah karet hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan makan rumah tangganya sehari-haru.
Menurutnya selama ini memang ada dana bantuan dari pemerintah yang digelontorkan untuk keluarga KAT selama tiga tahun. Namun karena ketiadaan pekerjaan tetap membuat dana yang diberikan pemerintah dengan cepat habis untuk membeli kebutuhan dapur.
“Anak-anak terpaksa ikut kehutan karena untuk sekolah tidak ada biaya untuk membeli peralatan sekolah seperti baju dan buku. Jadi mending ikut kedalam hutan mencari bahan makanan maupun kayu atau getah karet untuk dijual kembali,” jelasnya.
Edi (14), salah satu anak KAT di Desa Jernih Kecamatan Muara Rupit mengaku harus putus sekolah saat duduk dikelas 4 Sekolah Dasar karena orang tuanya tidak mempunyai biaya untuk menyekolahkannya. Mulai saat itu hingga sekarang dirinya lebih sering ikut kedua orang tuanya masuk kedalam hutan untuk mencari nafkah.
Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Mura, Hj Susilawati Burlian melalui Kepala SEksi (Kasi) Pembinaan Pemberdayaan Komunitas Adat Tertinggal, Zailan mengatakan pihaknya terus berupaya mengubah pola hidup masyarakat suku anak dalam agar dapat meningkatkan taraf hidup mereka. Salah satunya melalui program pendidikan yang diberikan oleh pemerintah, dan mendirikan gedung sekolah disekitar tempat tinggal suku KAT ini.
"Tidak mudah mengubah pola hidup mereka apalagi mengharuskan mereka menerima program pendidikan yang menurut mereka tidak ada gunanya, lebih baik mencari bahan yang bisa dijual kedalam hutan untuk dijual. Namun kami akan tetap berusaha keras melakukan sosialisasi agar pendidikan dapat diterima dilingkungan KAT,” jelasnya. (HS-05)
Label:
Seputar Musi Rawas
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Posting Komentar