
Melakoni bisnis dengan kesungguhan serta selalu meberikan barang dengan kulitas terbaik bagi konsumen merupakan kunci kesuksesan usaha. Dari situ keuntungan pasti akan selalu membuntuti. Hal ini dilakukan Dewi, salah seorang pengusaha furniture Jati Jepara. Dari usaha itu ia bisa bertahan dan meraup keuntungan puluhan juta perbulan serta dipercaya para konsumennya.
Eka Yulina, Lubuk Tanjung.
TIDAK hanya menyediakan kebutuhan furniture yang bersifat pokok, seperti lemari, ranjang, kursi tamu bahkan kursi makan. Tapi ia juga menyediakan furniture yang bersifat pelengkap atau hiasan. Seperti, cermin gantung, jam, meja rias dan banyak lagi. Harga yang ditawarkanya pun relatif terjangkau, disesuaikan dengan model yang diinginkan konsumen, yaitu dari Rp 500 ribu hingga puluhan juta rupiah.
“Kualitas dijamin terbaik di kelas jati jepara, sebab produk yang saya jual didatangkan langsung dari Kabupaten Jepara Jawa Tengah” akunya kepada Harian Silampari, saat dikunjugi di mebel sekaligus rumahnya tersebut, Rabu, (16/1).
Ia mengaku dalam sebulan bisa memasarkan berbagai macam jenis produk, baik itu kursi tamu, tempat tidur, lemari bahkan hingga lemari hias yang harganya puluhan juta rupiah. Biasanya, yang tertarik dengan furniture dengan harga puluhan juta rupiah adalah kalangan masyarakat dengan pendapatan menengah keatas. Seperti para ibu pejabat daerah, baik kota maupun kabupaten.
Inilah yang membuat bisnis furniture jepara milik Dewi makin menjanjikan, sebab yang menjadi konsumennya tak hanya masyarakat biasa. Tapi masyarakat dari kalangan menengah ke atas, baik itu pengusaha maupun pejabat biasanya menjadikan mebelnya sebagai referensi furniture jepara.
“Konsumen berasal dari berbagai kalangan, tapi tak melulu mereka yang berkantong tebal datang ke sini,” akunya.
Menurutnya, alasan masyarakat memilih Jati jepara sebagai pelengkap kebutuhan furniture tidak hanya sekedar trend. Tapi yang paling penting adalah, kualitas produk yang dipercaya lebih tahan lama alias awet saat digunakan. Selain itu, rumah jadi terkesan lebih clasic jika menggunakan perabotan berbahan dasat jati jepara.
“Bisnis jati jepara saya kira tak akan dimakan tertelan zaman sebab furniture dengan bahan jati telah ada sejak dulu bahkan hingga saat ini dan terus berkembang, dan mungkin di masa datang bisnis ini akan makin baik,” katanya.
Ditambahkannya, yang perlu diingat dalam menjalankan bisnis adalah pelaku usaha harus tetap mengutamakan pelayanan kepada para konsumen dan memberikan produk dengan kualitas baik. Sehingga komsumen tidak kecewa telah menghabiskan uangnya untuk membeli produk yang kita tawarkan. (*)
Posting Komentar