MUSI RAWAS- Bantuan pemberdayaan pemeliharaan itik dari Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) melalui Dinas Peternakan dan PNPM Provinsi Sumsel dinilai banyak masalah. Selain matinya ratusan itik, pemberian bantuan itik ini dituding sarat praktek korupsi.
“ Itik-itik yang diterima oleh petani diwilayah Kecamatan Tugumulyo beberapa hari yang lalu telah ditarik oleh orang tersebut, mereka sempat juga ingin menarik itik bantuan yang disebar di Desa Air Satan namun kami mempertahankan itik tersebut,” jelas Bendahara Kelompok Wanita Tani (KWT) Mandiri Desa Air Satan, Warni.
Adanya dugaan korupsi pada proyek pemberian bantuan itik ini diperkuat dengan adanya investigasi yang dilakukan oleh pihak kepolisian belum lama ini.
Saat dikonfirmasi mengenai dugaan tersebut, Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Kabupaten Mura, Bambang Hariadi.
pihaknya tidak tahu menahu terkait bantuan itik tersebut, karena dilakukan langsung oleh pihak Pemerintah Provinsi Sumsel, namun menurutnya Disnakkan Kabupaten Mura telah melakukan pengecekan terkait adanya kejadian ratusan itik yang mati mendadak.
“Sampel beberapa waktu yang lalu sudah kita kirimkan kepada Balai Penyidik Penyakit Veteriner (BPPV) Regional 3, di Provinsi Lampung dan hasilnya negatif flu burung seperti yang ditakutkan masyarakat, namun penyebab kematian itik-itik tersebut secara pasti kita juga belum tahu,” jelasnya.
Sementara itu, Camat Muara Beliti, Musadik menyatakan pihaknya akan segera melakukan sosialisasi kepada warganya terutama peternak unggas untuk waspada dan menyemprotkan disinfektan terhadap kandang unggas yang mereka miliki, meskipun belum ada temuan dan indikasi penyebaran kasus flu burung diwilayah Kecamatan Muara Beliti.
Selain itu pihak kecamatan akan bekerjasama dengan aparatur desa untuk mendata berapa banyak jumlah peternak unggas maupun masyarakat yang memelihara unggas apakah ada temuan gejala unggas peliharaan mereka yang mati mendadak, “ Jika memang ada unggas yang mati mendadak kami berharap masyarakat segera memberikan laporan agar dapat diperiksa dan diteliti apakah unggas tersebut terjangkit flu burung atau tidak,” tegasnya.
Kepala Desa (Kades) Air Satan, Ghufron mengatakan itik-itik bantuan tersebut diterima pada awal desember lalu, tidak lama berselang setelah diterima oleh para petani puluhan itik mati secara mendadak, “Itik ini diketahui berasal dari jawa, matinya itik sama persis kejadian kematian itik di TV akibat virus flu burung. Namun saat pihak Disnakkan Kabupaten Mura yang mengirim sampel itik mati ke Lampung dinyatakan negativ flu burung,” terangnya.
Ditambahkannya beberapa hewan unggas seperti ayam dan itik yang dimiliki warga juga mulai menunjukkan tanda-tanda tertular penyakit yang sama sehingga banyak yang mati mendadak seperti itik bantuan tersebut, untuk itu saat ini dirinya meminta kepada seluruh warga untuk selalu waspada dan menghentikan pembelian hewan unggas dari luar daerah, “ Hewan unggas yang mati juga tidak kami anjurkan untuk di konsumsi, tetapi baiknya langsung dikubur atau dibakar untuk mencegah hal-hal yang tidka diinginkan,” tegasnya.(HS-05)
Sabtu, 26 Januari 2013
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Posting Komentar