LUBUKLINGGAU-Guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di Kota Lubuklinggau sampai saat ini masih didominasi lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA). Diperkirakan dari 200 jumlah guru PAUD yang ada, hanya 40 persen memiliki ijazah Strata Satu(S1). Sedangkan 60 persen merupakan lulusan SMA.
Demikian diungkapkan Kepala Bidang Pendidikan Luar Sekolah (PLS) Dinas Pendidikan Kota Lubuklinggau, Aunurofiq saat ditemui Harian Silampari di ruang kerjanya, Selasa (8/1). Selanjutnya Rofiq menjelaskan 60 persen guru yang berlatar belakang pendidikan SMA itu saat ini sudah ada yang sedang melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Namun tidak dipungkiri ada juga yang tidak melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.
Dia berharap para guru ini dapat memenuhi kualifikasi guru. Sehingga dapat mendongkrak kemajuan PAUD. Sebab jika tenaga pendidik PAUD memenuhi kualifikasi diyakini tujuan PAUD akan dapat terwujud dengan baik. Begitu juga sebaliknya.
Selain itu, proses belajar di PAUD ataupun TK dapat berjalan dengan benar. Sebab dengan berpredikat sarjana pendidikan akan lebih mengerti bagaimana psikologis anak.
Dengan demikian pembelajarannya akan berjalan dengan baik. Karena proses pembelajaran PAUD dan TK jauh berbeda dengan SD,SMP maupun SMA. Proses pembelajarannya lebih mengarah pada belajar dengan bermain.
Menurutnya guru yang sudah memenuhi kualifikasi akan lebih mengerti psikologis anak.Karena sudah mendapatkan materi psikologi di perguruan tinggi pendidikan.
“Keberhasilan anak ditentukan oleh guru nya, kalau gurunya berkualitas maka anak-anaknya juga akan lebih berkualitas. Begitu juga sebaliknya.kalau gurunya tidak mengerti dengan cara pembelajan di PAUD bisa jadi masa keemasan anak akan hilang,”jelasnya.
Disamping itu, meski para guru PAUD ini belum memenuhi kualifiaksi Rofiq meminta kepada Himpunan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Anak Usia Dini Indonesia (Himpaudi) Kota Lubuklinggau memberikan bekal berupa pembinaan dan pelatihan terhadap guru PAUD.
Hal ini sambungnya semata-mata untuk meningkatkan komptensi dan keterampilan guru PAUD tersebut. Serta membantu meningkatkan pemahaman guru PAUD dalam proses belajar mengajar tentang PAUD.
Dia menambahkan Himpaudi bisa memberikan pembekalan mulai dari menata lingkungan tempat anak-anak bermain. Kemudian, mengelola lingkungan main, dan bagaimana cara melaksanakannya lingkungan main tersebut.
“Sebab mereka tidak semuanya mampu menempuh jalur formal yakni kuliah ke perguruan tinggi, karena mungkin keterbatasan ekonomi. Sehingga tidak memungkinkan untuk bisa membiayai kuliah S1. ” terangnya
Sebab itulah Himpaudi selaku lembaga guru PAUD bernaung untuk melakukan gebrakan pembinaan dan pelatihan terhadap guru-guru PAUD.
“Mungkin tidak semua orang mampu untuk kuliah, jadi disini peran Himpaudi memberikan bekal kepada mereka,” ujarnya.
Rofiq juga menyampaikan beasiswa untuk guru PAUD memang ada. Namun untuk tahun ini belum bisa dipastikan kapan akan diberikan pemerintah pusat. Selain itu kuota nya pun tidak banyak.(HS-01)
Rabu, 09 Januari 2013
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Posting Komentar